Kalau kita ingin membicarakan
tentang Bahasa Indonesia, mau tidak mau kita harus membicarakan perkembangannya
yang berawal dari Bahasa Melayu sebagai sumber Bahasa Indonesia yang kita
gunakan sekarang. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari Bahasa Melayu
yang sejak dahulu sudah dipakai sebagai bahasa perantara, bukan saja di
Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.
Sumber : Unsplash.com |
Bahasa
Melayu dalam bentuk Bahasa Melayu kuno sudah dipakai sebagai alat komunikasi
pada zaman Sriwijaya yang pembuktiannya berdasarkan penemuan prasasti kuno dan
bahasanya menggunakan bahasa Melayu Kuno. Pada waktu itu, Bahasa Melayu oleh
Sriwijaya berfungsi sebagai bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang
berisi aturan-aturan hidup dan sastra, sebagai bahasa perhubungan antarsuku di
Indonesia, sebagai bahasa perdagangan terutama di sepanjang pantai, dan sebagai
bahasa resmi kerajaan.
Pada tanggal 28 Oktober
1928, para pemuda kita mengikrarkan Sumpah Pemuda yang salah satu isinya
merupakan pernyataan tekad kebahasaan yang menyatakan bahwa kita, Bangsa
Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia. Dengan
demikian, resmilah Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia.
Pertanyaannya adalah
mengapa Bahasa Melayu yang dipilih menjadi Bahasa Indonesia. Jawabannya tidak
lain dan tidak bukan adalah karena Bahasa Melayu merupakan bahasa kebudayaan,
bahasa perhubungan, dan bahasa perdagangan, serta sistemnya yang sederhana,
mudah dipelajari karena tidak dikenal tingkatan bahasa. Selain itu, suku-suku
yang ada di Indonesia dengan sukarela menerima Bahasa Melayu menjadi Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional.
Perkembangan Bahasa Indonesia saat ini semakin baik, apalagi dengan makin diminatinya Bahasa
Indonesia oleh masyarakat internasional. Bahkan Bahasa Indonesia pun saat
ini menjadi bahan pembelajaran di negara-negara asing seperti Australia,
Belanda, Jepang, Amerika Serikat, Inggris, Cina, dan Korea Selatan. Oleh karena
itu, Bangsa Indonesia harus mempersiapkan diri dengan baik dan penuh
perhitungan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah masalah jati diri
bangsa yang diperlihatkan melalui jati diri bahasa. Pepatah berkata, “Bahasa
menunjukkan bangsa”.
(Baca juga: Contoh Makalah Pendidikan Agama Islam)
Bahasa
Indonesia mempunyai ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah pokok tertentu yang
membedakannya dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia ini, baik bahasa asing
maupun bahasa daerah. Oleh karena itu, ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah pokok
tersebut merupakan jati diri Bahasa Indonesia. Akan tetapi, sekarang
pertanyaannya apakah orang indonesia sendiri bangga akan bahasanya sendiri? Jawaban
untuk pertanyaan ini tentulah ada di dada masing-masing orang yang menganggap,
mengaku, dan menjadikan dirinya sebagai bagian dari Bangsa Indonesia.
Saat
ini masyarakat sudah mulai mencampur Bahasa Indonesia dengan bahasa asing dalam
pemakaian bahasa sehari-hari. Tentu dalam konteks pembicaraan non-formal alias
bahasa gaul, hal ini tidak menjadi suatu masalah yang signifikan, namun yang
disayangkan pemakaian bahasa gaul juga biasa terjadi pada sebuah forum ilmiah,
media massa, kuliah, seminar, dan forum formal lain.
Jika kita menilik
apa penyebab utama mengapa fenomena ini terjadi adalah kebiasaan orang Indonesia pada umumnya yang mengagungkan semua hal yang berbau internasional,
luar negeri, atau dapat dibilang berbau barat. Dengan kata lain, secara kasar orang Indonesia kurang bangga dengan bahasa dan budayanya sendiri. Pemakaian
bahasa dan budaya asing dirasa lebih keren dan dapat diterima dalam pergaulan.
Fenomena
negatif yang masih sering terjadi di tengah-tengah masyarakat Indonesia, yaitu
banyak orang Indonesia memperlihatkan dengan bangga kemahirannya menggunakan Bahasa Inggris, walaupun mereka tidak menguasai Bahasa Indonesia dengan baik.
Merasa malu apabila tidak menguasai bahasa asing (Inggris) tetapi tidak pernah
merasa malu dan kurang apabila tidak menguasai Bahasa Indonesia.
Menganggap
remeh Bahasa Indonesia merasa dirinya lebih pandai daripada yang lain karena
telah menguasai bahasa asing (Inggris) dengan fasih, walaupun penguasaan Bahasa
Indonesianya kurang sempurna. Fenomena ini terkesan menelanjangi identitas
kebangsaan kita. Seakan Bahasa Indonesia tidak bisa terlihat lebih baik
dibanding pemakaian bahasa asing, dalam kasus ini Bahasa Inggris.
(Baca juga: Contoh Makalah Bahasa Indonesia)
Hampir
di setiap gedung-gedung megah di Indonesia, terpampang tulisan-tulisan asing
sebagai lambang kemodernan, sedangkan pemakai Bahasa Indonesia dianggap
kampungan atau tidak keren dan telah ketinggalan zaman. Sikap yang demikian ini
tentu akan melunturkan citra dan identitas bangsa.
Penggunaan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar di zaman sekarang sungguh memprihatinkan. Kemajuan
teknologi yang semakin berkembang, memaksa kaum muda di zaman sekarang menjadi kurang
memperdulikan penggunaan Bahasa Indonesia yang tepat. Anak muda sekarang lebih
cenderung menggunakan bahasa atau ungkapan yang sedang ngetrend di seluruh
dunia. Pengaruh sosial media dapat memenuhi aspek fungsi definisi Bahasa
Indonesia yang tepat. Sehingga ini membuat kedudukan Bahasa Indonesia semakin
terjepit.
Mungkin
dengan adanya tuntutan hidup di era globalisme, maka masyarakat dituntut pula
untuk dapat “bergaul” secara global. Namun pada akhirnya dalam pergaulannya,
masyarakat kehilangan identitas kebangsaannya, Bahasa Indonesia. Hal tersebut
semakin mendekatkan kita pada detik-detik pudarnya bahasa persatuan kita,
Bahasa Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia yang baik, sepantasnyalah Bahasa Indonesia itu dicintai dan dijaga.
Kita
sering mendengar orang berdalih bahwa berbahasa itu yang terpenting lawan
berbicara dapat memahami informasi yang kita sampaikan, dan tidak harus
menggunakan bahasa yang baik dan benar sebagaimana yang diatur dalam Bahasa
Indonesia. Pretensi itu berkembang menjadi sebuah aksioma di tengah masyarakat.
Dampaknya, Bahasa Indonesia menjadi terabaikan. Sepanjang sejarah Bahasa
Indonesia selalu mengalami perkembangan.
Dalam perkembangannya Bahasa Indonesia
tidak menampik kenyataan terhadap masuknya bahasa lain. Justru bahasa-bahasa
yang masuk itu dapat memperkaya Bahasa Indonesia terutama dari segi
perbendaharaan kata. Sungguhpun Bahasa Indonesia diperkaya oleh bahasa lain,
tetapi tidak sampai pada struktur bahasa secara keseluruhan. Karena itu, Bahasa
Indonesia tetap dapat menunjukkan jati dirinya. Kenyataan memang tidak dapat
dipungkiri.
(Baca juga: Contoh Makalah Pancasila)
Kendati
telah ditetapkan aturan baku tentang penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar (formal), tetapi aturan tersebut masih diingkari oleh sebagian masyarakat
kita. Bahkan, gejala merendahkan bahasa sendiri semakin nyata. Hal ini dapat
kita lihat dari perilaku berbahasa masyarakat kita dewasa ini. Sikap Bangsa
Indonesia terhadap Bahasa Indonesia cenderung ambivalen, sehingga terjadi
dilematis. Artinya, di satu pihak kita menginginkan Bahasa Indonesia menjadi
bahasa modern dan dapat mengikuti perkembangan zaman serta mampu merekam ilmu
pengetahuan dan teknologi global, tetapi di pihak lain kita telah melunturkan
identitas dan citra diri itu dengan lebih banyak mengapresiasi bahasa asing
sebagai lambang kemodernan.
Sumber : Dokumen Pribadi |
Contoh
penggunaan Bahasa Indonesia yang saya temukan di kampus saya sendiri yang menyalahi tulisan kata serapan, kata yang diambil dari bahasa asing
(Inggris). Contoh kata di gambar adalah “Rengking Satu”, meskipun
pengucapannnya memang seperti itu namun dari penulisan hal ini salah.
Seharusnya penulisannya menjadi ranking satu.
Atas
dasar itu, tidak heran jika para remaja masa kini lebih cenderung menggunakan
bahasa asing atau bahasa gaul sebagai bagian dari hidupnya jika mereka tidak
ingin disebut ketinggalan zaman. Interaksi global dalam berbagai bidang dewasa
ini tidak bisa dihindari. Akibatnya proses transaksi nilai-nilai global dengan
sendirinya juga akan terjadi.
Pentingnya kesadaran dari diri kita sendiri
terhadap penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sepanjang kita berada
di wilayah Negara Indonesia, merupakan suatu keniscayaan untuk tetap
mempergunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah. Hal
ini juga mempertegas kecintaan kita terhadap bahasa kita sendiri agar identitas
bangsa kita lebih dihargai dalam skala internasional. Sehingga tidak menutup
kemungkinan, Bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa Internasional di masa
mendatang.
Solusi
yang dapat ditawarkan adalah dengan menggalakkan pemakaian Bahasa Indonesia
yang baik dan benar minimal pada fasilitas publik yang sering dilihat
masyarakat luas. Sehingga Bahasa Indonesia dapat lebih populer di mata
masyarakat sendiri. Meskipun solusi tersebut dirasa sulit untuk diterapkan
secara langsung, namun hendaknya dilakukan secara bertahap, mulai dari yang
paling mudah terlebih dahulu.
(Baca juga: Contoh Makalah Kewirausahaan)
Pemerintah harus dapat menyadarkan masyarakat
betapa pentingnya kita menjaga Bahasa Indonesia yang dapat diterapkan melalui
kebijakan-kebijakan strategis, karena pemerintah dalam hal ini menjadi
regulator di negara ini. Inti awalnya adalah bagaimana Bahasa Indonesia dapat
dipakai secara luas dan baik di tempat umum, media massa, dan merk dagang.
Sehingga secara tidak langsung masyarakat dapat mengetahui mana bahasa yang
baik dan tidak. Dan pada akhirnya solusi ini dapat menyeluruh pada setiap
lapisan masyarakat.
Terdapat
suatu wacana bahwa Bahasa Indonesia sendiri akan mempunyai sebuah tes kemahiran
(seperti TOEFL pada Bahasa Inggris) yang akan diterapkan pada warga asing yang
akan tinggal di Indonesia. Tentu hal ini merupakan kabar baik karena sudah ada
standar kemahiran berbahasa Indonesia, namun jika Bangsa Indonesia sendiri
tidak dapat menghargai Bahasa Indonesia sebagai bahasa bangsanya, maka lambat
laun bahasa ini akan mati.
Itu tadi adalah artikel mengenai Kedaulatan Bahasa Indonesia yang bisa BintangKampus jelaskan.
Beli kebab klik disini kakak
BalasHapus